Scroll Untuk Baca Artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerahLubuklinggauSumsel

Sumber Air Baku Menyusut Akibat Kemarau, Produksi Air PDAM Lubuklinggau Berkurang

175
×

Sumber Air Baku Menyusut Akibat Kemarau, Produksi Air PDAM Lubuklinggau Berkurang

Sebarkan artikel ini
Sumber Air Baku Menyusut Akibat Kemarau, Produksi Air PDAM Lubuklinggau Berkurang

SILAMPARI ONLINE – Sumber Air Baku Menyusut Akibat Kemarau, Produksi Air PDAM Lubuklinggau Berkurang

Produksi air PDAM Trta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau sejak kemarau mulai berkurang.

Kepada PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau, Hadi Purwanto mengatakan berkurangnya produksi air dikarenakan sumber air baku menyusut akibat kemarau.

“Yang pasti nyusut, menyurut, berkurang volumenya,” kata Hadi Purwanto pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Sumber air tersebut yakni Sungai Kelingi, Sungai Kesie dan Sungai Apor. Dan kondisinya kini, dikatakan Hadi alami pendangkalan.

“Itu sekarang sudah pedangkalan, ditakutkan kalau memang sudah tidak lagi, sudah dititik dasar, nah tidak operasi PDAM kota Lubuklinggau,” ujar Hadi Purwanto.

Sebab menurutnya, bila kondisi kemarau terus menyebabkan air sungai alami pendangkalan, maka pompa tidak dapat menyedor air lagi dari sumber baku air.

“Karena sumber air baku tidak masuk,” bebernya.

Meski begitu, Hadi mengungkapkan untuk kondisi saat ini masih stabil. Dan setiap minggi oleh pihaknya terus di monitor.

“Kalau selagi tidak ada hujan, dia pasti menyusut terus. Tapi alhamdulillah masih bisa kita bagi-bagi untuk sekarang kan keluhan sedikit. Sehari kita produksinya besar, kalau biasa 250 liter perdetik. Kalau sekarang pasti kuranglah,” ungkapnya.

Hadi mengungkapkan, kebutuhan pelanggan untuk seluruh kota Lubuklinggau kurang lebih 19 ribu baik yang aktif dan non aktif.

“Yang pasti debit berkurang kemarau ini.

Yang tadinya produksinya 250 liter perdetik mungkin tinggal 150 liter perdetik. Dan kita sistem gilir,” jelasnya.

Selain itu, kondisi unit kecul lainnya juga alam kekeringan. Seperti unit di daerah Kupang. Dan pihaknya mengaku telah melaporkannya ke Pekerjaan Umum.

“Kita lapor ke pemerintah kota, apa mau di optimalisasi seperti di Kesie, Kelingi dengan mengangkat lumpur, seperti di Kupang di keruk. Sudah kita koordinasikan ke pemerintah kota,” timpalnya.

Dengan dilakukan pengerukan, Hadi mengungkapkan, setidaknya dapat lumpur dapat diangkat. Disamping itu juga menambah tekanan pompa untuk melakukan penyedotan air.

“Kalau sekarang itu pemeliharaan. Jadi setiap hari dibersihkan, dikeruk, dibuatkan aliran. Kalau memang kemarau ini panjang, bisa terancam tidak bisa beroperasi. Karena sudah tidak nyedot lagi. Tapi kota berdoa tidak sampai kesitu. Kondisi sekarang masih stabil,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Verified by MonsterInsights