SILAMPARI ONLINE – Sudah 75, 25 Hektar Lahan di Musi Rawas Terbakar Akibat Karhutla, Terparah di Megang Sakti
Hingga dengan saat ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan tercatat sudah 75, 25 hektar yang tersebar di 8 wilayah Kecamatan.
BACA JUGA : Kabut Asap Akibat Karhutla Selimuti Lubuklinggau, Dinkes Imbau Warga Kalau Keluar Pakai Masker
“Sudah 75, 25 hektar lahan yang terbakar dan tersebar di delapan wilayah Kecamatan,” kata Kasi Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan BPBD Kabupaten Musi Rawas, Mariyani ditemui pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Delapan wilayah Kecamatan tersebut meliputi Megang Sakti, Muara Kelingi, STL Ulu Terawas, Selangit, Muara Beliti, Tiang Pumpung Kepungut, BTS Ulu Cecar dan Tuah Negeri.
BACA JUGA : Padamkan Karhutlah di Dusun Lame, Pj Bupati Sisir TKP
“Paling parah di Kecamatan Megang Sakti menghanguskan lahan sekitar 10 hektar,” kata Mariyani didampingi Kasi Kedaruratan dan Logistik, Ramlan Depi.
Dijelaskannya, karhutla di wilayah Megang Sakti terjadi di Desa Pagar Ayi yang berbatasan dengan Desa Lubuk Tua di Kecamatan Muara Kelingi. Dan disini menurutnya merupakan lahan gambut.
BACA JUGA : Antisipasi Karhutla, Naik Inclinator di Bukit Sulap Lubuklinggau Dilarang Bawa Korek Api dan Rokok
“Jadi Megang Sakti yang parah karena ada lahan gambut,” ujarnya.
Mariyani mengungkapkan, karhutla di Musi Rawas sudah terjadi sejak 3 Maret kemarin hingga dengan 3 Oktober 2023. Dan peningkatan terjadi mulai bulan September.
BACA JUGA : Karhutla di Megang Sakti Musi Rawas, Polisi dan Brimob Gencarkan Mitigasi dan Sebar Spanduk
“Tercatat hotspot di Musi Rawas mulai Januari sampai September 2023 terdata 469 titik dengan pentebaran di delapan Kecamatan,” timpalnya.
Mariyani juga menambahkan, titik hotspot di 2023 hampir sama dengan di tahun 2019. Karena kondisinya sama alami siklus el nino.
BACA JUGA : 6 Provinsi jadi Prioritas Penanganan Karhutla, Apakah Sumsel Termasuk
Lebih lanjut, kendala yang dihadapi pihaknya dalam penanganan karhutla yakni medan atau lokasinya jauh. Selain itu sulitnya mendapatkan sumber air. Sehingga petugas harus memanjangkan selang dengan disambung.*