Scroll Untuk Baca Artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250

Oknum Guru Diduga Pukul Siswanya Hingga Pecah Gendang Telinga

71
×

Oknum Guru Diduga Pukul Siswanya Hingga Pecah Gendang Telinga

Sebarkan artikel ini
KORBAN : Dedi, korban dugaan penganiayaan oknum guru, bersama kakek dan ayahnya saat ditemui awak media, Senin (12/3). Foto : Nopiriadi/HS.

Silampari Online,

LAHAT – Lagi lagi, dunia pendidikan Kabupaten Lahat tercoreng oleh ulah oknum guru yang tega memperlakukan siswanya di luar prosedur Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti yang diharapkan orangtua siswa. Kali ini, SF seorang oknum guru Aliyah, diduga menempeleng Debi Virgi Renaldi (18) warga Desa Bungamas yang tercacat sebagai siswa kelas 12 di salah satu sekolah Aliyah di Desa Bungamas, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat.

Informasi di lapangan menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada hari Kamis (8/3) jam 7.30 WIB lalu. Saat itu korban Debi terlambat datang ke sekolah, sehingga membuat oknum kepala sekolah tersebut memuncak emosinya.

Diduga tak bisa menahan emosi, SF langsung mendaratkan tempelengan sebanyak 3 kali ke bagian samping kiri kepala korban Debi. Akibatnya, siswa tersebut mengalami pecah gendang telinga sebelah kanan.

Menurut penuturan Dewi (40) ibu kandung korban, kejadian itu bermula saat anaknya datang terlambat ke sekolah dan oknum guru tersebut langsung mendaratkan menempeleng anaknya.

“Sehingga telinga anak kami mengeluarkan darah dan mengalami sakit di telinga. Setelah dicek ke dokter THT di lahat, benar saja ternyata anak kami mengalami pecah gendang telinga,” ungkapnya, Senin (12/3)

Ungkapan serupa juga terlontar dari keluarga korban lainnya, Jok (56). Dikatakannya, selaku pihak keluarga ia sangat kecewa dan bersedih karena cucunya dianiaya seperti ini.

“Cucu kami dititipkan ke sekolah tersebut untuk belajar, bukan untuk ditempeleng. Kalau mau mendidik, bisa dengan cara yang lain tanpa melakukan penganiayaan,” katanya geram.

Ditemui di kediamannya di Desa Gedung Agung, Kecamatan Kikim Timur, korban Debi masih tampak sangat trauma dan merasa enggan untuk masuk ke sekolah, karena takut. Akan tetapi setelah dibujuk oleh keluarga, akhirnya korban masih berangkat sekolah.

Setelah dikonfirmasi dengan pihak kepolisian, Kapolsek Kikim Timur, Iptu Syamsuardi didampingi Brigadir Budi Agus membenarkan perihal telah terjadi masalah penempelengan atau pemukulan tersebut. Akan tetapi menurut Agus, prosesnya masih dalam tahap informasi saja, dan belum membuat laporan secara resmi.

“Memang benar telah terjadi penempelengan tersebut, namun kami belum mendapat laporan secara resmi, baru sekedar sharing disini,” ujar Budi Agus membenarkan ucapan menimpali ucapan Kapolsek. 

Terpisah, SF yang temui saat dikonfirmasi di kediamannya di Desa Bungamas, Kecamatan Kikim Timur itu, memberikan sambutan yang kurang bersahabat pada awak media.

“Hal ini diklarifikasi di sekolah saja. Jangan mengambil foto atau merekam, ini rumah saya”, hardiknya dengan wajah memerah, sambil melarang wartawan untuk mengambil fhoto dan rekaman. (HS-06)

Verified by MonsterInsights